Islamuna El-Jamil
Alyauma akmaltu lakum dinakum

Senin, 12 Juli 2010

Pilihan-Nya lah Seindah Dan Sebagus Pilihan

Disudut tembok balkon sambil berdiri aku merenung, memikirkan, dan memahami tentang rahasia ilahi. Semakin lama aku berpikir semakin otakku berjalan kencang berputar tentang teka-teki dan rahasia Ilahi yang terjadi pada diriku sa'at ini.
Dalam hatiku kata-kata terangkai menjadi kalimat merundingkan pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang menyangkut masalah yang sedang aku alami sa’at ini apakah semua ini benar, bolehkah ini ku lakukan, apakah ini adalah tanda dari yang maha kuasa? Dan apakah ini sebuah keridhoan hingga akhirnya kan menjadi kenyataan?
Pertanyaan demi pertanyaan terus memburu hati dan pikiranku setiap hari dan waktu yang semua itu masih menjadi rahasia sang maha penentu kepastian yang telah tertulis dalam sebuah kitab dilauhil mahfudz.


***
Dubb!!
Dadang temenku memukul pundakku. Melamun yaa....?
Hayoo ente ngelamunin apa,,,,
"tanya dadang sambil berdiri dekat disampingku"
"cerita dong!! ucap dadang sambil bercanda."
Aaah ente...
Biasalah masalah anak muda "jawabku sambil senyam senyum".
Halaah cerita aja kenapa. Apa masalahmu sama aku. Wong kita juga satu rumah aja mesti rahasia-rahasiaan segala ente Wan. Sama-sama temen yaa harus saling berbagi ,baik suka maupun duka? "ucap dadang seperti ingin memaksaku tuk cerita dengannya".

Ah ndak kok, aku ndak ada masalah dang, cuma ada sedikit problem hati saja yang selama ini sering memburu, dan ingin meyakinkan saja betul apa enggaknya "jawabku menimpali pertanyaan temenku itu".

"Ciek…ciek…. Wawan terkena VMJ ni yee… cuit-cuittt", haha.. "ledek dadang sambil menertawai ku".
"Yaaa ente, katanya nyuruh ane cerita, baru mukaddimah, uda diledekin. Gimana sih ente dang", kataku sebel padanya.
Ane gak mau cerita ah, "ucapku karna sebel dengannya".


Yeee gitu aja marah, maaf deeh, orang cakep nan soleh ndak boleh marah-marah, "rayunya padaku nyuruh ku melanjutkan cerita".

Iya Dang, ada seorang wanita, ane kagum dengan kelembutan dan kesholehaannya, buatku jatuh hati kepadanya.
Pertemuanku waktu itu yang tidak ku sengaja disebuah bus angkutan umum di Kairo. Karena ane baru dimesir ketika itu tepatnya di Nasir City jadi, kurang faham seluk beluk dan alamat dikota.
Ketika itu ane kan mau ke tokoh kitab didaerah Sabi’, karena ane belum pernah ketoko kitab itu mau beli kitab referensi kuliah. yaa,,, karena ane bingung harus turun dimana.
Pas ketika itu, ane liat ada manusia dari bangsa ane berjenis hawa dan selanjutnya terjadilah aduh beberapa deretan kata tanya dengannya mengenai tujuan awalku tadi membeli kitab referensi".

"Wajahnya yang ayu, suara halus dan lembut yang menjadi jawaban yang ia berikan kepadaku, tidak pernah sekalipun ia keraskan suaranya setiap kali menjawab soal yang ku lemparkan kepadanya, membuat hatiku berucap tasbih, subhanallah karna kelembutan tutur katanya.

Nah, dari situlah membuatku jadi mengenalinya, sampaiku selalu teringat dengan kelembutan suaranya.


Sampai detik ini, aku masih teringat dan terkenang dengan makhluk halus tersebut. Kelembutannya tak hanya mengganggu hari-hariku tetapi, ibadahku kepada rabbku juga dihampirinya. Wajahnya yang ayu dan kelembutan yang menggoda hatiku senantiasa ikut dalam ayat-ayat Al-Quran yang ku baca, ini sungguh membuatku tersiksa.

Aku sempat berpikir dan bertanya pada diriku sendiri salahkah aku jika aku memiliki rasa cinta kepada seorang makhluk berjenis hawa? Bukankah cinta adalah fitrah manusia sebagai label pengenalnya?


Andai memang dia adalah tulang rusukku yang akan kembali menyatu dengan diriku, sungguh ku rela menjadi miliknya. Tapi, kalau dia hanya tipuan dan bujuk rayu syaiton laknnatullah ‘aleih, ku beraharap dan berdo’a agar Allah Swt. menghapuskan nama dan bayangannya dari hati dan memori hardisk yang ada di kepalaku dan aku ridho dengan ketentuan rabbku dengan apa yang ditetapkan-Nya untukku."

Terpaut dan tertegun dadang diam tak bergumit tanpa sepatah katapun dari mulutnya mendengar kisah hidupku yang ku tuangkan dengannya. Namun tertatih kata demi katanya terpatah-patah menjadi tanggapan dari cerita yang ku utarakan kepadanya.

"Cerita yang dramatis plus romantis.
Memang dari nenek moyang kita nabi Adam cinta itu memang sudah ada tak perlu ente risaukan dan pikirkan. Masalah yang menimpamu Itu manusiawi sekali, ente ndak perlu pusing memikirkannya, jalani dengan santai saja.

Manusia dihiasi dengan kesenangan itu wajar-wajar saja, dan memang itulah ciri khas pembeda antara malaikat dan manusia". Malaikat diciptakan kepatuhan hanya untuk menjalani dan melaksanakan titah tuhannya tanpa nafsu keduniaan. Dan manusia makhluk yang mempunyai sifat-sifat insaniah yang diberi nafsu sehingga dengan sifat itu manusia punya kecendrungan kepada yang disenanginya baik itu wanita, harta, anak-anak dan sebagainya dari perhiasan dunia. Dan jika nafsu itu tidak ada, maka bukan manusia namanya.
"Tapi? Tanyaku kepada dadang"
yaa.... pikir aja ndiri. Itu aja kok repot! Guyonnya kepadaku...
Dasar loe ya Dang, nyebeliiiin!!


Ada cerita nie..."Dadang mulai serius!"
"Dulu, ada seorang pemuda yang masya Allah ‘abid (ahli ibadah) lagi tampan tapi, nabi Yusuf lebih cakep, dianya mah kurang tampan dibanding nabi yusufnya". hehe
"canda Dadang lagi"
Suatu hari....
Pemuda tampan keluar, ia pergi kesebuah pasar senin untuk belanja kebutuhan hidup sehari-harinya, sambil berjalan lihat kiri dan kanan, mencari bahan yang ingin dibelinya, tanpa disengaja matanya menabrak sosok wanita yang cantik jelita nan sholehah. Merka saling menatap. Dalam hati pemuda itu bergumam kalimat subhanallah!! "Alangkah cantiknya ciptaan sang pencipta ini....

Di sisi lain, wanita itu juga menatap pria ganteng itu tanpa ia sengaja.
Wanita yang dikenal sangat sholehah, rajin beribadah, sholat dan puasa sunnah baik itu puasa senin kamis bahkan puasanya nabi daud sering diamalkannya. Ia kepasar karena ketika itu ibu wanita itu lagi kurang enak badan, karna itu anaknya yang disuruh kepasar bersama adik kecilnya yang laki-laki.

Bebarapa detik mereka saling bertatap mata, "astaghfirullahal ‘Adzim", ucap istighfar kedua manusia itu sambil melepaskan pandangan masing-masing dan melanjutkan tujuan awal mereka kepasar membeli bahan kebutuhan primer mereka.


Menit berganti jam berubah menjadi hari dan bulan, dua insan tadi tidak bisa melupakan kisah romantis pertemuan kali pertama mereka dipasar sayur-mayur tersebut. Kedua hati mereka sangat tersiksa dengan kejadian sesa’at tersebut yang berdampak kepada ibadah masing-masing.
Tahajjud pemuda itu menjadi tak khusyuk karna bayangan wajah yang sering menari diayat-ayat yang dibacanya hingga akhir penutup sholat pemuda itu menangis sejadi-jadinya hingga ia pingsan karna siksaan bathin yang ia tahan. Dan disebrang lain wanita sholehah itu juga tenggelam kedalam lautan perasaan yang begitu dalam yang membuat ibadahnya juga sering dihantui bayangan wajah tampan pemuda yang dilihatnya dipasar itu. Dan terkadang ia juga jatuh sakit karna sangat memendam perasaannya kepada pemuda tampan tersebut.


Suatu ketika, pemuda itu pergi lagi keluar dan kali ini ia keluar bukan untuk kepasar akan tetapi untuk sholat maghrib dikampung sebelah disebuah mesjid bernama "Al-Ihsan".
Tiga puluh menit sebelum masuk waktu sholat ia berangkat menuju mesjid Al-Ihsan tersebut dan ketika sampai dimesjid itu waktu sholat maghrib belum tiba dan sewaktu memasuki masjid ia tidak menemukan seorang jama’ahpun didalamnya kecuali kakek-kakek yang sudah tua renta yang biasa mengumandangkan adzan dengan suara seadanya sehingga jama’ahpun terkadang agak berlambat-lambat datang memenuhi panggilan kakek tersebut.

"Kebangetan memang jama’ahnya Wan?" Dadang bergurau .

iya juga ya dang "jawab Wawan".

Dadang melanjutkan ceritanya;

Pemuda itu masuk dan duduk berdzikir menanti waktu sholat maghrib tiba.
"Melihat kehadiran pemuda itu, seorang kakek yang tinggal dimesjid tadi agak kagum melihatnya. Jarang-jarang ada pemuda kayak ini dikampung ini, "gumam kakek dalam hatinya".
Didekatinya pemuda tadi..
Nak, nanti kamu yang adzan ya... kalau waktu maghrib sudah tiba?
Sambil menganggukkan kepala, "jawab pemuda itu, tanda mengiyakan".

Waktu adzan tiba, pemuda itupun bergerak menghadap mikrofon menjalankan titah kakek tadi.

"Bismillahirrahmannirrahim", ucapnya dalam hati.

Allahu akbar........Allahu akbar..........2X

Dengan suaranya yang merdu membuat hati kakek yang mendengarnya berucap

Allahu Akbar2X

Bulu kudu' ditengkuk kakek tadi naik karna suara adzan yang dilantunkan pemuda itu, sangat merdu sekali.

Belum habis bacaan adzan pemuda tersebut, jama’ah sholat maghrib sudah berdiri dishof awal hampir lebih satu baris. Tadi biasanya hanya tiga sampai empat orang saja yang hadir kalau kakek tua yang adzan.


Iqomahpun ia kumandangkan.
Iqomah selesai tapi, tak ada imam yang berani maju.
di lihatnya kanan dan kiri,

emm...

Karena tidak ada yang lain yang mau menjadi imam sholat maghrib tersebut, pemuda itu maju sebagai imam sholatnya.


Bismillahirrahmanirrahim
Robbi 'audzubika min hamazatis syayathin, wa-a'uzubika an-yahduruun.
(Duhai Allah, aku berlindung kepadamu dari goda'an syetan-syetan, dan aku berlindung kepadamu agar mereka tidak menghadiri sholatku)
"Ucap do'a pemuda tadi, pelan"

Allahu Akbar! "pemuda memulai sholatnya"

Diroka’at pertama setelah ia Alfatihah dengan suaranya yang berayun merdu, iya membaca surat Al-Imran ayat 14 yang berbunyi:


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ

Hingga akhir, hingga tiga ayat ia baca.

Dalam hati seorang jam’ah berkata : “alangkah bagusnya pemuda yang satu ini, andai dia mau aku nikahkan dengan putriku pasti aku sangat senang ia menjadi menantuku. Aku tak khawatir jika putriku hidup bersamanya karna orang yang hidup senantiasa berpegang dijalan Allah, hidupnya akan berkah biarpun tidak kaya”.

Setelah mereka sholat selesai, jama'ah sholat pulang kerumah masing-masing. Pemuda tadi tetap duduk dimesjid itu menunggu datang waktu sholat Isya’ baru ia pulang kerumahnya, sebagaimana niatnya yang pertama.

Melihat pemuda itu masih duduk, bapak yang berucap dalam sholatnya tadi, ingin menikahkan putrinya, bergeser mendekati dan menyalami pemuda tadi.
Setelah menegur dengan salam sambil dilanjutkan omongan basa-basi.
Bapak itu menanyakan pemuda itu dari mana asalnya, siapa orang tuanya, tinggal dimana dan terakhir bapak tadi menanyakan, "setatus pemuda itu bagaimana sudah punya bidadari pendamping atau belum"

Dengan sopan pemuda tadi menjawab pertanyaan-pertanyaan bapak tersebut, nama ana Hassan pak, ana datang dari kampung sebelah, anak seorang yang sederhana yang bernama fulan dari keturunan fulan, jawabnya detail.


Dan untuk pertanyaan yang terakhir sudah nikah atau belum, pemuda itu agak malu sambil menjawab,

"belum punya pak!" sambil senyum. ^_^

Kebetulan! "Ucap bapak itu mengagetkan sambil tersenyum menunjukkan giginya yang putih masih utuh.

"Bapak punya putri, Insya Allah sholehah, kalau anak muda bersedia menikah dengannya, setelah sholat isya’ nanti anak muda silaturrahmi kerumah bapak tempatnya sekitar lima rumah disebelah kanan mesjid ini".

Dengan yakin bapak itu mengutarakan luapan hatinya kepada pemuda itu dengan gaya bicara tenang dan meyakinkan.


Setelah itu bapak tadi mengucap salam berlalu meninggalkan pemuda itu menuju pulang kerumahnya.


"Dag dig dug, jantung pemuda itu berdetak kencang bercampur rasa suka ria, karna tawaran dari bapak seorang wanita sholehah".

Dengan tenang ia duduk sambil merenungkan dan memikirkan perkataan bapak yang menawarkan putrinya tadi, datang gak ya datang gak ya...
Antara kata ia dan tidak berdebat dalam hatinya, tuk memutuskan antara satu dari dua jawaban ia atau tidak.

"Kalau ana datang kerumah bapak itu berarti ana menyetujui tawaran bapak tadi, dan aku melepaskan wanita pujaan hatiku. Kalau tidak, ane melepaskan kesempatan emas yang juga ku inginkan.


Setelah sholat isya’ selesai mereka kerjakan, dengan imam tetap selama dua waktu dan dengan suasana yang tidak seperti biasanya. Ia mengayunkan kakinya menuju rumah tawaran bapak tadi, ia berjalan ditemani langsung oleh pemilik rumah alias bapak itu juga. Setibanya didepan pintu, bapak tadi mengetuk pintunya dan dibukakan oleh anaknya.

Assalamu’alaikum!! Ucap mereka tuk masuk kerumah,,,
"wa’alaikum salam warahmatullah" jawab anaknya.

Dengan kaget pemuda itupun berucap dalam hatinya "eh, inikan anak kecil yang bersama wanita pujaan hatiku yang kutemui dipasar itu...".

Aisyaaah!!? Ayah anak kecil tadi memanggil anak perempuannya yang berada dikamarnya sedang membaca buku tuk membuatkan minuman.
Buatkan minuman yah..?
Kebetulan kamar Aisyah dan ruang tamu satu dinding jadi, suara sapa ayah dan jawab Aisyah sangat jelas terdengar.

Baik ayah, "jawab Aisyah".
Dengan suara halus nan lembut ia bersegara beranjak kedapur menyediakan minuman.

Setelah selesai, Aisyah membawakan sendiri minuman yang telah ia siapkan kepada ayah dan tamunya.

Ketika aisyah menyuguhkan minuman sambil melirik malu membuat jantung hassan berdetak laju karna melihat wanita pujaan hatinya berada dihadapannya.

Suara detak jantung dibadannya Hassan, bak bunyi orang yang lagi memukul gendang.
Hassan agak sedikit gugup. Tapi, ia berusaha menangkan rasa gembira yang membuncah dalam dirinya. Ia berusaha setenang mungkin dihadapan bapak Aisyah tuk menjaga sikap.

Tiba-tiba suasana agak hening karna pemuda itu tak tau harus memulai ucapannya darimana.

Nak!! Ucap sang bapak memecahkan keheningan diruangan tamu tersebut.

"Itu putri bapak yang mau bapak jodohkan kepadamu.
Tadikan kamu sudah melihatnyakan?
I....ya pak! ucapnya agak tergagap karna grogi.
"Gimana, anak bersedia menikah dengan anak bapak tersebut" Tanya ayah aisyah.

Suasana kembali hening sesa'at.

Sambil diam, termenung, dalam hati hassan terbesit kalimat tanya "mungkinkah malam ini ana akan mengakhiri masa kesendirianku?

Nak hassan, "sapa ayah aisyah mengagetkan".

Iya pak! jawab hassan kaget.
Kalau nak Hassan jawab setuju dengan pertanyaan yang bapak tawarkan tadi besok bisa dilangsungkan ‘akad nikahnya.
Tapi pak, "orang tua ana tinggal jauh dari ana dikampung sana. ana kuliah disini sendiri, kalaupun ada mungkin hanya teman dan anapun belum ada biaya tuk menikahi anak bapak sa’at ini", keluh hassan didepan bapak Aisyah.


Ndak papa nak ente-kan laki-laki tidak seperti wanita yang menikah harus ada wali yang menikahkannya disampingnya. Kalau masalah maharnya, terserah denganmu saja apa yang kau bisa beri walaupun hanya beberapa ayat suci al-quran yang kau hafal, bapak akan ikhlas melepas putri kesayangan bapak itu demi mencari ridho ilahi.
Harapan bapak kepadamu hanya satu, bimbinglah selalu anak bapak itu supaya senantiasa ta’at kepada Allah Swt. itu saja permintaan bapak kepadamu San.
Dan akhirnya menikahlah dua insan tersebut demi mencari ridho rabbnya."


Emmm....
Gitu wan, ucap Dadang setelah panjang lebar bercerita kepada temannya itu.

"Ndak perlu pusing ente memikirkan bidadari pujaan hatimu itu, kalau memang ia jodohmu Allah adalah sebaik-baik pengatur yang menyetting jalan pertemuanmu bersama wanita itu tanpa kau sangka dan duga.
Dan yang penting ente tu harus yakin dan percaya kepada yang telah dirancang oleh yang maha kuasa, Dialah perancang sebaik-baik rancangan tak perlu ente gusar.

Kalau memang makhluk halus nan lembut tutur kata dan sopan dalam kelakuan itu adalah jodohmu, dia takkan menjadi milik orang lain kecuali engkaulah yang datang.
Dan kalau memang bukan, juga kau tidak harus sedih, pasti ada yang lebih baik dari yang kau harapkan karna Allah akan memilihkan yang terbaik untukmu dan untuknya jika memang ente sudah berusaha dan berdo’a.

Tawakkallah kepada-Nya, Allahlah sebaik-baik tempat mengadukan dan mengembalikan segala urusan kepada-Nya, insya Allah semua akan indah jika sudah waktunya. Tak perlu pusing, apalagi sedih, dengan segala ketentuan Allah, karna pilihan-Nya lah seindah dan sebagus pilihan.




Writer : Ihsan As Siqo
Selesai Ditulis di Tafahna, 11 july 2010
pukul 01.09 AM ( Egypt
Time).
(Cerita ini hanya imajinasi penulis saja)