Islamuna El-Jamil
Alyauma akmaltu lakum dinakum

Minggu, 09 Mei 2010

Anjing Musafir

Diceritakan bahwa pada suatu hari Abdullah bin Ja'far* sedang pergi musafir. Ketika sampai di sebuah kebun kurma milik seseorang, dia berhenti untuk beristirahat. ketika itu ia berjumpa dengan seorang hamba (abdi) berkulit hitam yang menjaga kebun kurma tersebut. Tiba-tiba hamba abdi itu mengeluarkan bekalnya untuk makan berupa tiga potong roti. Tiba-tiba seekor anjing datang menghampirinya dan berputar-putar mendekati si hamba tersebut sambil menggongong dan menjulur-julurkan lidahnya karena ia ingin merasakan makanan itu.
Lalu hamba yang faham dengan isyarat anjing tersebut menjatuhkan sepotong makanannya ke arah anjing lalu ia memakannya. akan tetapi anjing masih juga mengongong dan mejulurkan lidahnya karena saking laparnya anjing tersebut. Maka hamba itupun mencampakkan lagi makanannya untuk ketiga kalinya dan anjing itu pun melahapnya. sehingga habislah semua bekal si hamba tersebut karena diberikannya semua kepada anjing itu.

Abdullah bin Ja'far yang melihat hal itu sangat keheranan, karena si hamba telah memberikan semua makanannya kepada anjing tersebut.

"Wahai anakku, berapa banyakkah makananmu sehari di tempat ini?" Tanya Abdullah bin Jafar.

"Tiga potong saja yang kesemuanya telah dimakan anjing tadi." Jawab si hamba.

"Mengapa engkau berikan semua kepada anjing itu? terus engkau sendiri akan makan apa?" Tanya Abdullah.

"Wahai tuan. Tempat ini bukanlah kawasan anjing. Jadi, aku yakin dia datang dari tempat yang jauh, sedang bermusafir dan tentu saja dia sangat lapar. Sedangkan aku sendiri, biarlah tidak makan hari ini hingga esok hari." Jawab si hamba.

Mendengar itu, Abdullah berkata: "Subhanallah!! Bagus.. Ternyata hamba itu lebih dermawan daripada aku." gumam Abdullah dalam hati.

Karena rasa terharunya dan merasa kedermawanannya masih dikalahkan oleh seorang hamba hitam itu, Abdullah bin Ja'far membeli kebun kurma dan hamba tersebut itu dari tuannya. Kemudian dia merdekakan si hamba itu, dan kebun kurma itu diberikan kepada hamba yang berkulit hitam tersebut. Setelah itu, dia pergi meninggalkan tempat tersebut untuk meneruskan perjalanannya.

Abdullah bin Ja'far bin Abi Talib lahir di Negeri Habsyah ketika umat Islam sedang hijrah kesana yang dipimpin oleh ayahnya Ja'far bin Abi Talib. Dialah keluarga Bani Hasyim yang paling terakhir melihat Rasulullah SAW Ketika Nabi SAW membai'atnya, Abdullah bin Ja'far baru berumur tujuh tahun ketika itu, dan dia ikut bersama dalam baiat itu Abdullah bin Zubair ketika itu baru berumur tujuh tahun.

Abdullah bin Ja'far memang terkenal sangat dermawan. Dia pernah bersedekah dalam satu waktu hingga beribu-ribu dinar, enam puluh ribu, empat puluh ribu dinar dan lain-lain. Muawiyah sangat suka kepadanya dan sering memberinya hadiah satu juta dirham setiap tahun. Abdullah bin Ja'far wafat pada tahun 83 Hijrah