Islamuna El-Jamil
Alyauma akmaltu lakum dinakum

Minggu, 18 Juli 2010

Nafsu Yang Degil

Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup pada abad ke XIII Hijrah, Ia menerangkan bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah menciptakan akal, maka Allah SWT. telah berfirman yang maksudnya : "Wahai akal menghadaplah engkau." Maka akal pun menghadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah SWT. berfirman yang maksudnya : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik.

Kemudian Allah SWT. berfirman lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun menjawab, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dha'if dan lemah."

Lalu Allah SWT. berfirman : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."
Setelah itu Allah SWT. menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya: "Wahai nafsu, menghadaplah kamu kepadaku!", Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan ia diri. Kemudian Allah SWT. berfirman lagi : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah SWT. menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Kemudian Allah SWT. bertanya lagi setelah nafsu dikeluarkan dari neraka jahim : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Lalu Allah SWT. menyiksanya lagi didalam neraka Juu' selama 100 tahun . Setelah habis masa siksanya nafsu dikeluarkan lalu, Allah SWT. berfirman dengan bentuk pertanyaan: "Ya nafsu Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku."

Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahwa dengan sebab itulah maka Allah SWT. mewajibkan puasa.

Dalam kisah ini dapatlah kita ketahui bahwa nafsu itu sangat degil, hengkang dan juga jahat oleh sebab itu hendaklah kita yang mengawal dan mengendalikan nafsu dengan remot control puasa (imsak) "secara bahasa", jangan biarkan nafsu yang mengawal dan mengendalikan kita, sebab kalau ia yang mengendalikan kita maka kita akan menjadi musnah dengan remot pengendali yang senantiasa aktif dengan semua tujuan jahat dengan berbagai macam tipu muslihat yang akan dimainkannya kesemua sasaran korbannya. maka, waspadai dan senantiasa berjaga dengan perbuatan yang mendatangkan ridho Allah SWT. agar kita tidak jatuh kepada lembah dosa yang hina akibat kejahatan nafsu kita. Semoga Allah Swt. senantiasa merahmati nafsu kita sehingga ia selalu berjalan di reel yang benar sehingga sampai kepada tempat persinggahan mardhotillah.. Amien!!